Cara Bercerita yang Baik

Anda harus mengeluarkan suara yang cukup keras (tidak perlu berteriak) untuk dapat didengar oleh semua anak di kelas.
Untuk menyajikan cerita secara dramatis maka anda harus betul-betul menguasai ceritanya sehingga tahu kapan anda harus menekankan kata-kata tertentu atau memperlihatkan mimik muka tertentu. Mis, jika anda sedang bercerita tentang seorang yang sedang berlari ketakutan, anda perlu ikut mempercepat suara anda dengan mimik muka yang tepat untuk menggambarkan kejadian tsb.
Cara anda memperbesar atau memperkecil suara adalah sesuai dengan penjiwaan anda terhadap cerita tsb. Jika itu tercapai maka mudah sekali anda menirukan suara-suara tertentu, misalnya suara anak kecil atau orang tua, suara orang memerintah atau suara lembut seorang ibu, suara orang ketakutan atau suara orang marah dll.
Tujukan gerakan yang sesuai dengan cerita anda. Mis, jika anda bercerita tentang seorang yang sedang berbisik, anda perlu menirukan gaya orang yang sedang berbisik. dsb.
Hal yang paling penting dalam bercerita adalah gerakan mata anda. Jangan sekali-sekali membiarkan mata anda menerawang ke angkasa. Tataplah mata anak-anak secara bergantian. Dengan tatapan mata anda ini anda dapat menguasai seluruh kelas.
Ketika anda berbicara atau bercerita kepada anak di depan kelas, ingatlah bahwa suara anda dan mimik muka serta sorotan mata anda sangat menentukan apakah anda akan berhasil menarik perhatian mereka.
Pada suatu hari di ladang yang luas hiduplah seekor burung layang-layang dan seorang petani. Pada suatu siang yang panas, burung layang-layang sangat lapar dan ia melihat petani sedang menebar benih-benih rami. Burung layang-layangpun berfikir, wah, benih rami bahaya nih, dan ia terbang menemui burung gereja. Burung gereja bingung setelah dijelaskan bahwa ada benih rami dan mereka diajak untuk memakan benih rami. Salah satu dari burung gereja bertanya ,“Memang ada apa dengan benih rami?” dan dijawab bahwa benih rami bisa dibuat jaring untuk menangkap burung-burung dan mereka langsung pergi ke ladang.
Sesampainya di ladang mereka langsung memakan benih rami dan berkata ,“Cuih, benih ini pahit”, dan mereka langsung pergi. Beberapa lama kemudian benih mulai tumbuh dan burung layang-layang mengajak temannya lagi tapi kali ini ia mengajak burung raja udang dan setelah mencoba, mereka beranggapan yang sama dan pergi . Lama kelamaan datanglah waktu di panen dan burung layang-layang mengajak terakhir kalinya pada gagak dan gagak datang. Tetapi baru 10 tercabut sudah kecapaian dan mereka pergi lagi. Dengan datangnya waktu panen burung layang-layang pergi ke bawah rumah agar tak terjerat dan membuat sarang disana.
Suatu pagi burung layang-layang melihat petani membawa suatu jaring dengan isi burung gagak, burung raja udang dan burung gereja. Burung layang-layang bersembunyi di sarangnya sambil melihat burung-burung lainnya yang tertangkap.
Ghibran Al Imran
7D

Yayasan Seni Berwarna
Jalan Pinang Perunggu No.72 Jakarta Selatan
Telepon dan Fax (021) 723 4561 e-mail: warna_warni@sb.com


Nomor : 123/SB/III/2008 4 September 2008
Perihal : Pengadaan Lomba Menggambar dan Mewarnai

Yth. Kepala TK dan SD Harapan Dunia
Jl. Pohon Pinang No.12
Jakarta Selatan

Dengan hormat,
Kami ingin melakukan kegiatan ini dalam rangka meningkatkan minat siswa dalam menggambar dan mewarnai dan daya saing siswa serta dengan datangya 17 Agustus atau hari kemerdekaan Indonesia.
Kegiatan yang akan kami lakukan adalah lomba mewarnai dan menggambar serta ada bazaar murah untuk para orangtua yang ikut. Adapun acara ini akan kami laksanakan pada :
Hari/tanggal : Sabtu, 17 Agustus 2008
Waktu : Jam 08.00-10.00
Tempat : GOR Bulungan
Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi kami di 081807775683 atas nama Bapak Budi.
Demikian surat ini kami sampaikan. Atas perhatian dan pertimbangan Bapak kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami


Ghibran Al Imran
Ketua Yayasan